22 January 2010

MEMANCING WALET UNTUK MENGINAP

Setelah pembangunan RW telah selesai, yang harus dilakukan adalah memancing walet untuk mau menginap di RW tsb.
Sangat disarankan untuk menunggu paling tidak 2-3 bulan setelah RW selesai baru memulai proses pemancingan, karena apabila dilakukan sebelum waktu dikuatirkan bau semen masih tercium dan walet tidak menyukainya, selain itu selama masa menunggu dapat digunakan untuk menyelesaikan / memeriksa bagian-bagian penunjang penting lainnya.

Beberapa elemen penting yang diperlukan sebelum memulai memancing walet masuk ke RW:
1. AUDIO SYSTEM: perlengkapan sound system yang terdiri dari player, amplifier dan tweeter.
2. WATER SYSTEM: pipa saluran air yang mungkin diperlukan untuk melembabkan terutama disaat cuaca sedang panas.
3. NESTING PLANK / PAPAN LAGUR: tempat untuk walet hinggap bisa terbuat dari papan, semen atau alumunium.
4. KIPAS ANGIN: diperlukan untuk menjaga suhu player supaya tidak terlalu panas.
5. TERMOHYGROMETER: alat untuk mengukur suhu dan kelembaban, sangat disarankan yang digital karena lebih detil.
6. HEAT SENSOR: alat untuk mengukur suhu di dinding (optional)

Seringkali kita membaca di buku dan mendengar informasi dari teman bahwa nesting room RW baru perlu disemprot berbagai macam aroma terutama dengan kotoran walet untuk memancing mereka mau menginap, saya pribadi kurang setuju dengan pendapat tersebut.
Burung walet adalah jenis burung aerial, dimana mereka akan selalu menjelajah. Jadi begitu rbw baru membunyikan audio sound walet yang menarik mereka, mereka akan terpancing untuk masuk dan menjelajah. Apabila walet sering bermain didalam RW tersebut, lama kelamaan dengan sendirinya akan banyak kotoran yang menempel didinding.
Menggunakan aroma buatan lebih menimbulkan banyak kerugian diantaranya adalah menimbulkan bau tidak sedap dan mengundang banyak kecoa serta kutu.
Walet adalah burung liar, jadi berikanlah mereka waktu untuk menjelajahi RW baru dan akan lebih baik apabila tidak diganggu dengan tidak terlalu sering masuk kedalam RW.
Berapa lama waktu yang diperlukan untuk memancing walet menginap bervariasi tergantung kondisi micro habitat RW yang dibangun, ada yang memerlukan beberapa tahun tetapi adapula yang hanya dalam 1minggu sudah dihuni. Saran terakhir, kesabaran adalah kuncinya.

14 January 2010

MEMBANGUN RUMAH WALET

Membangun rumah burung walet (RW) sebenarnya tidak harus membutuhkan biaya sangat besar. Bahkan apabila di lantai atas rumah tidak terpakai bisa saja dirubah menjadi RW.
RW juga tidak harus besar ataupun tinggi, walaupun bangunan besar dan tinggi tentunya mempunyai banyak kelebihan diantaranya lebih terlihat dan tidak panas didalamnya.
Saya bahkan pernah melihat RW yang hanya 1 lantai berukuran 8x6m dengan atap seng tetapi dihuni oleh ratusan walet.
Yang terpenting dalam membangun RW adalah bagaimana menciptakan suasana yang mirip dengan micro habitat walet dialam liar seperti di dalam gua.
Tetapi adalah hal yang tidak mudah untuk selalu menjaga micro habitat didalam ruangan RW (nesting room) agar selalu sesuai dengan apa yang ada di alam liar.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membangun RW:

1. SUHU:
Secara umum walet menyukai suhu diantara 25-29c. Walaupun dari pengalaman, suhu didalam RW tidak terlalu berpengaruh asalkan tidak lebih dari 32c.
Hal ini karena walet selalu akan meninggalkan sarangnya pada pagi hari sekitar jam 5.15 dan baru akan kembali pada sore hari jam 6+ sehingga biasanya suhu ruangan sudah akan sedikit turun.
Dan walet umumnya berkembang biak pada musim hujan sehingga suhu ruangan juga akan lebih rendah pada saat tersebut.
Sangat tidak disarankan menggunakan bak air di dak atas RW untuk menurunkan suhu karena selain akan menambah beban kontruksi juga akan menjadi sarang nyamuk.
Cara yang lebih tepat untuk menurunkan suhu ruangan dapat dengan menambahkan atap diatas dak, baik berbentuk kanopi, taman atau asbes.

2. KELEMBAPAN:
Umumnya kelembapan dihabitat alami walet di gua adalah sekitar 85-95%. Kelembapan tersebut dapat mudah tercapai pada musim hujan tetapi yang menjadi masalah adalah ketika musim kemarau dan jarang hujan sehingga terkadang kelembapan dapat turun hingga dibawah 70%.
Cara mengatasinya dapat dengan memasang humidifier yang dapat dibeli ditoko penyedia perlengkapan RW atau memasang pipa yang dilubangi sepanjang dinding RW yang akan membasahi dinding RW, boleh didalam nesting room maupun diluar. Tetapi apabila kelembapan di RW anda ternyata sering berada diantara 65-75% sebenarnya tidak perlu kuatir karena walet adalah burung yang bisa beradaptasi sehingga banyak RW yang kelembapan dinesting room dibawah 75% tetapi dihuni oleh banyak walet dengan produksi sarang yang tidak sedikit.

3. CAHAYA:
Karena walet dialam liar adalah penghuni gua, sehingga banyak yang beropini bahwa nesting room harus benar-benar gelap. Padahal ternyata walet tidak menyukai ruangan yang terlalu gelap tetapi remang-remang karena walaupun mempunyai kemampuan echolocation mereka akan lebih merasa aman apabila dapat mengawasi keadaan sekitarnya.

4. AKSES ANTAR LANTAI / RUANGAN:
Semakin mudah akses antar lantai dan ruangan akan memudahkan walet mengakses keseluruh ruangan sehingga walet-walet muda yang baru belajar terbang akan terpancing untuk masuk kedalam RW.

5. LUBANG MASUK / ENTRANCE HOLE:
Lubang masuk RW umumnya terbagi 2 yaitu lubang utama dan pendukung. Lubang utama umumnya berukuran lebih besar dan menghadap ke arah yang lebih potensial untuk memancing walet, sedangkan lubang pendukung berukuran lebih kecil dan dapat dibuat lebih dari 1 untuk memudahkan walet masuk ke RW, dan disarankan lubang pendukung tidak lebih dari 2. Bentuk lubang masuk dapat beragam, ada yang segiempat, persegi panjang bahkan bulat tergantung disain bangunannya dan penempatan lubang masuk bisa didinding ataupun di dak atas (open roof).

LOKASI UNTUK BUDIDAYA WALET

Sebenarnya secara geografis seluruh daerah di Indonesia cocok untuk budidaya burung walet. Hal ini dikarenakan walet menyukai dataran rendah yang tidak terlalu jauh dari pantai atau sungai dan hampir seluruh wilayah Indonesia adalah kepulauan yang dikelilingi oleh lautan dan sungai besar.
Walaupun walet menyukai daerah dekat pantai tetapi akan lebih baik bila rumah walet (RW) tidak dibangun "terlalu" dekat pantai karena dikuatirkan angin laut yang kencang dapat meniup kedalam RW yang sangat membahayakan bagi piyik walet sehingga tidak disukai walet.

Selain dekat daerah pantai, walet juga menyukai daerah yang dikelilingi oleh hutan, pepohonan ataupun sawah karena tempat-tempat tersebut merupakan tempat persembunyian serangga terbang sehingga walet akan senang berada didekatnya dan akan cepat berkembang biak.

Berikut perbandingan tingkat kesuksesan budidaya walet berdasarkan lokasi:
- Daerah perburuan (dekat sawah, hutan atau kebun) = 60%
- Daerah lintasan (walet pulang dan pergi) = 70%
- Sentra walet (banyak RW yang sudah produksi) = 80%

Jadi apabila dilihat dari perbandingan diatas, daerah yang paling besar tingkat kesuksesan budidaya walet adalah di dekat sentra walet, dimana ada banyak RW yang telah beroperasi dengan berhasil. Hal ini dikarenakan sifat alami walet yang suka hidup dalam kelompok sehingga mereka akan mencari tempat tinggal yang tidak jauh dari kelompok awalnya.
Tapi tentu saja untuk meningkatkan tingkat kesuksesan harus diikuti oleh pengetahuan dan penggunaan peralatan yang tepat.